Cahaya fajar dari ufuk timur menyambut hidupku
Huh…polusi semacam apakah yang didepanku nanti
Ku coba membuka mata ku ini
Mengharapkan surga-Mu yang aku lihat.
Gelap…
Aku nggak bisa melihat apa-apa Tuhan
Apakah aku buta?
Yang bisa ku rasakan hanyalah bising orang-orang yang mencomo'oh
Melarang
Menghina kehadiranku
Dalam dunia fana ini
Aku merasakannya
Rasa itu…..
Sebuah makna kegelapan dunia ini
Ini adalah kehidupan
Rasanya aku nggak sangup untuk menjalaninya Tuhan
Persahabatan….
Itu makanan apa Tuhan?
Hambar ataukah tawar yang merasuk kedalam pori-pori lidahku ini
Cinta….
Ehm… Apakah rasa itu memang ada?
Yang ada hanya
Olokan
Sakit hati
Dan Bengal rasanya membelenggui erat hatiku…
Kata orang
Kunci kehidupan adalah dua kata manis tersebut
Bohong itu semua..
Persahabatan? Cinta?
Keduanya tak lebih dari Tai yang ku makan.
Kenapa Tuhan
Kau ciptakan aku dengan kesempurnaan karsa dan rasa
Kalau pada akhirnya aku tak lebih dari binatang
Yang punya naluri saja
Bukankah itu lebih baik
Daipda hidup dengan topeng kemunafikan belaka
Dan air ludah saja yang bisa ku teguk
Tuk menghilangkan dahaga kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar